JAKARTA, SuaraKaumTakBersuara.com - Pemerintah menerbitkan buku untuk
sosialisasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang
diperkirakan akan diumumkan pertengahan Juni 2013. Pemerintah memperkuat
kampanye sosialisasi kebijakan penyesuaian hargai bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
telah memerintahkan Wakil Presiden (Wapres) Boediono bersama sejumlah
menteri, Panglima TNI, sejumlah Kepala Badan, para Gubernur, dan para
bupati/Walikota untuk melakukan sosialisasi, dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mendukung kelancaran
pelaksanaan kebijakan penyesuaian subsidi BBM. Perintah ini tertuang
dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2013 tentang Sosialisasi
Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM, yang ditandatangani oleh Presiden SBY
pada 8 Mei lalu.
Agar informasi sampai ke masyarakat luas, tim
sosialisasi antara lain menerbitkan buku sosialisasi penyesuaian
subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan judul “Bersama-sama Selamatkan
Uang Rakyat, Mencegah Menggelembungnya Subsidi BBM Yang Tidak Adil dan Salah Sasaran“.
Buku
itu menjelaskan mengapa pemerintah menaikkan harga Premium dan Solar.
Disebutkan harga jual premium dan solar saat ini, Rp 4.500 per liter,
jauh lebih rendah daripada harga pokoknya. Penambal kekurangan itu
adalah uang rakyat. Uang pajak dari rakyat masuk ke anggaran negara,
keluar sebagai pengganjal harga premium dan Solar yang jauh lebih rendah
dari harga pokoknya tadi. Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) pos ini masuk sebagai subsidi.
Harga minyak dunia
yang stabil tinggi, di atas 100 dollar AS per barel, dan konsumsi BBM di
dalam negeri yang semakin melonjak tinggi belakangan ini membuat
subsidi untuk Premium dan Solar menjadi semakin besar.
Dalam
menghitung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013,
Pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar 100
dollar AS per barel sebagai patokan. Kenyataannya, selama triwulan I
rata-rata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah 111,12 dollar AS
per barel. Sedangkan konsumsi premium dan Solar juga meningkat dari
41,8 miliar liter pada 2011 menjadi 45,0 miliar liter pada 2012 lalu.
Tahun
ini, konsumsi BBM bersubsidi di dalam negeri diperkirakan akan naik
lagi menjadi hampir 50 miliar liter. Akibatnya, subsidi untuk Solar dan
premium sepanjang 2013 akan melonjak dari Rp 193,8 triliun menjadi Rp
251,6 triliun. Jika harga minyak dunia tetap tingi dan konsumsi terus
naik seperti ini, subsidi akan menggelembung di luar kemampuan anggaran
negara untuk memikulnya. FS-nt/jam
Sumber: http//:FajarSumatera.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar