Senin, 21 Oktober 2013

SELPIUS BOBII: “KAMI AKAN TETAP BERSUARA TUK RAKYAT KAMI”



JAYAPURA, SuaraKaumTakBersuara- Walau di balik jeruji besi, Selpius berkata, kami tetap berusara tuk rakyat kami. Pernyataan itu disampaikannya setelah melakukan doa syukur atas semangat juangnya tuk rakyat.

Menurut pengunjung S/T, minggu, 20/10, kemarin, Selpius dengan tegas dan lantang berkata “walau kami dipenjarahkan, kami akan selalu bersuara dan berjuang untuk keselamatan rakyat kami dari bahaya kepunahan. Kolonial tidak akan perna mau masyarakat asli hidup, sehingga, akan dilakukan berbagai upaya untuk memusnakan masyarakat asli. Hal itu bisa dilihat dengan rentetan kasus kekerasan yang terus terjadi dari awal pencaplokan Papua hingga saat ini, serta, ruang demokrasi yang selalu ditutup. Dan setiap anak Papua yang bersuara, pasti akan dibungkam dengan penyiksaan dan penangkapan sampai pada pembunuhan (penembakan), seperti Saudara kita (tuan Mako Tabuni) yang ditembak.

Menurut S/T, selpius slalu semangat, Karena baginya, berjuang untuk rakyat dan bangsa Papua, nilainya lebih tinggi karena telah berjuang untuk kemanusiaan. Selpius pun mengajak semua anak-anak Papua dan pemerhati masalah Papua untuk lebih bersatu dan bergandengan tangan untuk melihat bahaya punahnya rakyat Papua, dan harus tetap semangat dan lebih gencar menyuarakan pentingnya keselamatan rakyat dari penjajahan yang memusnakan rakyat Papua. (Stev***)

PERINGATAN 2 TAHUN KONGRES RAKYAT PAPUA KE-3, PULUHAN AKTIVIS PAPUA DITANGKAP



PAUA, SuaraKaumTakBersuara– Kegiatan peringatan KRP-3, 19 Oktober 2013, di beberapa tempat di Papua, dibubarkan oleh aparat keamanan, dan berbagai Blokade dilakukan, hanya memenjarahkan Psikologi rakyat untuk tidak berekspresi atas hak hidup mereka. Sementara itu, puluhan aktivis Papua ditangkap dan diinterogasi sebagai upaya menakuti publik dan rakyat untuk tidak berekspresi.

20 aktivis Papua ditangkap saat demo memperingati 2 tahun NRFPB, Sabtu, 19 Oktober 2013.  Sebelumnya, Aparat mengawal Longmars pendemo dari tempat kumpul merea di Jl. Cenderawasih, Puncak Onin, sampai ke areal Parkir Pasar Thumburuni. Rencana aksi digelar di areal Parkir, namun Polisi menghalau massa dan diarahkan menuju areal reklamasi Pantai Fak-fak, sekitar 200 meter dari arela parkir. Saat tibah di areal reklamasi, puluhan aparat polisi langsung mengepung massa dan memaksa massa duduk di Jalan beraspal. Polisi lalu melakukan razia dan menyita puluhan atribut bergambar Bintang Kejora dan sejumlah pamplet dan poster bergambar Tokoh-tokoh Papua Merdeka. Seorang koordinator aksi dan belasan aktivis lainnya dikurung.

Menurut A/T, Perwira Polisi yang ikut menyergap para demonstrasi menduga 20 aktivis adalah penghasut terhadap warga untuk ikut aksi ini, pasalnya para aktivis ini sudah berulang kali melakukan aksi serupa. Tambah A/T, Kapolres Fak-fak, AKBP Moh. Yusuf, pun datang ketempat di mana massa dikumpulkan dan dikepung, kemudian, Kapolres membubarkan massa, dan hendak menghantar massa pulang ke kampung asal mereka masing-masing.

Niat Kapolres untuk mengantar pulang massa aksi ke tempat mereka masing-masing kemudian ditolak oleh massa dengan memilih pulang dengan jalan kaki. Massa yang pulang berbondong-bondong pun berbisik dari satu pada yang lain terkait kelicikan Kapolres yang sudah membubarkan massa aksi namun seakan pahlawan dengan menawarkan jasa.

Sementara, 20 aktivis diangkut dengan truk berteralis menuju markas Polresta Fak-fak. Sekitar 4 jam, para aktivis diinterogasi di ruang meeting Polres Fak-fak, kemudian dipulangkan.

Hal yang serupa pun terjadi di Jayapura, Ibu Kota Propinsi Papua. Di mana, di Jayapura, acara doa syukur 2 tahun  KRP-3 (Deklarasi NFRPB) dibubarkan oleh Gabungan TNI dan Polri. Dalam proses pembubaran yang dilakukan, Aparat gabungan Polisi dan TNI juga menyita bendera PBB, kemudian menangkap Alius Asso.

Aparat memblokade jalan putaran Waena  dekat kuburan, sehingga aktivitas perekonomian dan perkantoran terhambat. Banyak rakyat yang mengeluh atas pemblokadean tersebut, namun panic, karena jika diprotes, maka akan menjadi incaran penangkapan aparat, menurut seorang warga yang saat itu melihat pemblokadean dari jarak yang jauh.

Pada hari yang sama, di lapangan Makam Theys H Eluway, gabungan Aparat keamanan bermain bola. Menurut S/S, itu hanya upaya pelarangan yang dilakukan aparat, agar kegiatan KRP-3 tidak dilakukan di dekat Makam Theys H Eluay.

Hal yang serupa pun terjadi di beberapa daerah lain di Papua, sehingga rakyat hanya memilih doa di tempat mereka masing-masing karena takut dilakukan kekerasan oleh aparat terhadap mereka. (Stev***)

MARI DUKUNG TOP MODE CILIK PAPUA




Wanita Cilik Papua Akan Pentas di Jakarta
 
Ice Qhcristin Irene


Pemilihan Indonesia Top Mode Search 2013 akan digelar di Hotel Horizon, Jakarta, 24 s/d 28 Oktober 2013. Peserta yang akan mengikuti perlombaan tersebut datang dari berbagai Propinsi yang ada di Indonesia. Peserta tersebut tentunya adalah peserta terbaik di Propinsi mereka masing-masing, dan kini akan melakukan perlombahan untuk mendapatkan peringkat terbaik dari semua peserta dari seluruh Indonesia.

Dalam perlombahan tersebut, akan hadir Gadis Cilik Papua, Ice Qhristin Irene, yang genap usianya 3 tahun, mewakili Papua. Irene dari Wamena dan akan menunjukan Mode-nya di Jakarta. Tentu ini hal yang baru di dunia Mode bagi Papua, namun si Kecil Irene pun menunjukan kebisaan dirinya mewakili Papua.

Irene memohon bantuan dan dukungan doa dari semua orang Papua dan simpatisan, agar Irene bisa tampil percaya diri dan membawa nama Papua dalam acara Top Mode tersebut. Tentunya, dukungan kita, baik dalam doa dan kesemangatan, akan memberikan semangat yang tak terhingga nilainya tuk kemenangan Irene.

Mari berikan dukungan kita semua untuk kemajuannya Putri Cilik Papua. (M/G)