Senin, 07 Oktober 2013

AKSI DAMAI MAHASISWA UNIVERSITAS CENDERAWASIH DIHADANG POLISI



JAYAPURA, SuaraKaumTakBersuara – Aksi menuntut ruang demokrasi di Papua oleh Mahasiswa Universitas Cenderawasih (UNCEN), siang tadi, senin, 7/10/2013, berusaha dihalangi oleh Polisi Republik Indonesia, melalui Polresta Jayapura.

Melalui akun Face Book-nya, Yusak Pakage (Aktivis Papua), merilis, “Hari ini Badan Eksekutif Mahasiswa Uncend ( Unversitas Cenderawasih) adakan Demo Damai ke DPR Provinsi Papua di Jayapura dengan tuntutan, buka ruang demokrasi bagi orang Papua di tanah Papua, dan juga mereka menuntut Hak Asasi Manusia di Papua harus di hargai. Mereka (mahasiswa) datang tidak terlalu banyak, namun Polisi Indonesia dibawa Pimpinan KAPOLRESTA-Jayapura, Alfred Papare, siagakan Polisi bersenjata menghalangi Mahasiswa yang Demontrasi ini”. Lanjut Yusak dalam akunya, “ini saya jujur. klau mahasiswa adakan gerakan sedikit, itu pasti, Polisi tembak mereka, tetapi, bersyukur, mahasiswa sampaikan aspirasi dengan tenang, jadi, polisi yang haus darah orang Papua itu, niat jahat mereka tidak terlaksana.

Tulisan tambahan di Akun FB-nya, Polisi Indonesia masih belum puas tembak mati orang Papua. sedikit masalah atau demo damai, Polisi Republik Indonesia Menghalangi dengan senjata bahkan siap tembak mati Rakyat sipil. Jangankan masyarakat di Pelosok, hari ini, Mahasiswa yang Demo ke DPR-P saja, Polisi bersenjata disiagakan. Sayang, itulah Polisi Indonesia, dan Pak Alfred Papare yang jadi KAPOLRESTA Jayapura, dia anggap Papua ini dia punya. Selama dia jadi KAPLRESTA, banyak kasus terjadi, dia rasa, dia itu sudah, tidak ada lain, yang lain itu bukan manusia. Memang iblis betul. 

Sementara dalam via selulernya, Yusak menjelaskan, "aneh sekali! masa, mahasiswa aksi damai dengan jumlah masa sekitar 30-40 orang saja, aparat datang dengan pakaian lengkap kemudian menghadangi aksi damai di DPR-P. Ini sudah sangat keterlaluan. Mereka siaga seakan mau tembak mahasiswa. ini sudah sangat keterlaluan, pada hal mahasiswa hanya aksi damai, mereka meminta ruang demokrasi di buka, kemudian meminta dibebaskannya jurnalis asing ke Papua." ketika ditanya aksi dari jam berapa sampai jam berapa, Yusak menyampaikan, sekitar jam 11.00 - 14.00 Wit, dan aksi pun berjalan dengan damai."

Sementara itu, pihak DPR-P yang menerika tuntutan aksi dari mahasiswa tersebut, hanya menyampaikan, akan melanjutkan aspirasi mereka. Sementara itu, terkait kelanjutan aspirasi, Yusak menegaskan, "kami juga kurang tahu, aspirasi itu akan dilanjutkan ke mana". (M/G)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar