Penembakan Terjadi Lagi di Kab. Deyai Sebagai Usaha Pengalihan Isu
Terhadap Pembantaian Yang Dilakukan TNI & Polri Pada 8 Desember 2014
Orang Terlatih Khusus |
SKTB- Deyai, sebagai upaya pengalihan Isu,
kasus penembakan terjadi lagi di Deyai, 31 Desember 2014, pukul 11.15 WIT, oleh
Orang Terlatih Khusus (OTK). Fokus penyambutan tahun baru pun berubah menjadi
kepanikan karena dikawatirkan akan dilakukan penyisiran yang mengorbankan
rakyat tak berdosa. Penyisiran yang slalu dilakukan Aparat dengan alasan
pencarian OTK.
Hari ini hari
pertama di tahun 2015. Semua orang menyambutnya dengan cara-nya masing-masing
di tempatnya masing-masing. Banyak yang mensyaratkan untuk melupakan semua hal
di tahun 2014. Sebagian orang mengambil waktu untuk refleksi, renung & doa
dan bahkan ada yang melakukan hal negatif di tahun baru sesuai dengan keinginan
mereka masing-masing.
Sementara, situasi rakyat di Papua, di beberapa Kabupaten justru tidak merasa aman. nyawa mereka sangat terancam. mereka seakan hidup di Negeri orang lain.
Setelah 8 Desember 2014 TNI & Polri menembak mati 4 siswa SMU, melukai 4 Siswa SD, melukai 2 siswa SMP, dan 16 mahasiswa/masyarakat/PNS, saat warga menyiapkan diri-nya untuk menyambut tahun baru, 31 Desember 2014, terjadi penembak di Kab Deyai tepatnya di Gakokebo, Distrik Tigi Barat oleh Orang Terlatih Khusus (OTK) dan mengenai seorang Anggota Polisi, Bribtu Arif. Menurut keterangan Aparat, OTK melarikan diri ke Dogiyai.
Anehnya,
kejadian tembak oleh OTK tersebut tidak diketahui oleh Masyarakat. Dan bahkan
Masyarakat dikagetkan dengan SMS yang beredar dan dari isu mulut ke mulut.
Sementara, di malam Natal, 24 Desember 2014, TNI masuk ke beberapa Gereja di Paniai dan membuat panik umat TUHAN di Gereja saat harus beribadah. keesokan hari, pada saat Natal, 25 Desember 2014, sebagian besar masyarakat tidak beribadah karena ketakutan.
Penembakan pada 31 Desember 2014, pukul 11.15 WIT, tentu hanya sebagai upaya pengalihan isu, agar ada legalitas bahwa peristiwa 8/12/2014, saat penembakan terjadi di Paniai, diisukan karena adanya penembakan sampingan oleh OTK. Sayangnya, skenario pengalihan isu ini harus mengorbankan seorang anggota Polisi. Skenario ini slalu dilakukan oleh aparat sebagai alasan kunci dan itu slalu dilakukan.
Untuk kasus 8
Desember 2014, Dewan Adat Paniai dengan tegas menegaskan kalau itu murnis
kejahatan kemanusiaan yang dilakukan atas kesadaran oleh TNI dan Polri. Semua
mengetahui kejahatan kemanusiaan itu sebagai upaya mempercepat punahnya orang
asli Papua. Romo Manis Suseno dengan tegas menyesalkan kejadian kasus tersebut
karena menurut Romo, kasus ini terus terjadi dan tidak hanya sekali.
Saat ini, Masyarakat
yang berada di perbatasan Deyai, saat ini dinformasikan sedang panik,
dikawatirkan akan ada penyisiran dengan alasan pencarian OTK. Rasa panik itu
terjadi karena kebiasaan aparat, dengan alasa pencdarianb OTK, warga di sekitar
penyisiran slalu disiksa dan diintimidasi bahkan rumah mereka dihancurkan. Kebiasaan
ini selalu dilakukan di Papua. (***Stev)
Harus TNI POLRI Menangani masah ini alasanya apa sampaii terjadi dan harus di klarifikasikan..
BalasHapus