Selasa, 29 April 2014

TANAH LELUHUR MAKIN BERALIH TANGAN



Oleh: Marthen Goo


 

Saat saya makan di sebuah Warung Sederhana, tadi malam, pukul 21.00, di Perumnas Empat,
Jayapura, Papua, ada Seorang Perempuan non-Papua, saat itu bicara sama pemilik warung itu dengan banggahnya  “Saya punya tanah 4 Hektar dan saya sudah tanam kelapa sawit, sekarang tinggal tunggu panen saja”. Ibu itu menunjukan kekayaannya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa ia memiliki 4 hektar tanah yang ditanami kelapa sawit. Saya yang saat itu makan pun langsung merasa kenyang dan tidak lagi melanjutkan makan.  

Saya merasa aneh dan ada hal yang terganjal di perasaan saya. Masa seorang non-Papua memiliki tanah sekian hektar. Apakah orang lain juga memiliki tanah yang luasnya seperti dia atau bahkan lebih dari dia? Bagimana dengan nasip masyarakat adat yang sesungguhnya memiliki warisan tanah leluhur tersebut?

Banyak kepala suku di daerah-daerah yang karena kehilangan tanah kemudian mendiami kosan non-Papua. Saya juga merasa bahwa ini sebuah ancaman yang harus dilihat dengan seriusnnya, terlepas dari kesalahan pribadi menjual tanah, karena pemahaman akan bahaya marjinalisasi belum terlihat dalam kehidupan rakyat. Rakyat masih melihat itu hal yang wajar, dan masih merasa, mereka dilahirkan untuk dijajah dan dimarjinalkan baik oleh system maupun oleh situasi ril yang menimpah mereka.

Jika tempat kehidupan mereka saja sudah dikapling orang dan dimiliki oleh orang lain, kemana lagi mereka akan hidup?
Apakah Planet menjadi tempat hidup mereka di kemudian hari, saat marjinalisasi merangkul kehidupan mereka dan tak ada lagi harapan hidup di tanah leluhur mereka?

Sesungguhnya, Pemerintah, baik di daerah maupun di Propinsi melihat hal ini dengan serius karena ini ancaman. Jika rakyat yang Populasinya sudah sedikit kemudian kekayaannya, baik tanah dan segala isi-nya dikuasi oleh orang lain, maka kepunahan pun di ambang pintu.

Saat saya ke Wamena, banyak tanah di dekat pedalaman Papua pun sudah tidak lagi menjadi milik rakyat. Hal yang sama pun terjadi di Jayapura, Sorong, Manakwari, Merauke, Nabire dan lainnya. Situasi seperti ini harus direspon dengan sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar