JAKARTA, SuaraKaumTakBersuara - Pemekaran dinilai menjadi ancaman atas kehidupan rakyat Papua di tanah
Leluhur mereka. Mahasiswa Papua melakukan aksi di depan kantor DPR RI,
Menkopolhukan, Istana dan Kemendagri, senin, 4 November 2013.
Puluhan massa aksi mulai melakukan
aksi di depan DPR RI pada pukul 10.30. Dalam orasi, para orator menegaskan
penolakan atas pemekaran tersebut. Aksi tersebut dilanjutkan di beberapa tempat
aksi, seperti di Menkopolhukam, istanah dan Kemendagrian. Massa aksi yang
berjumlah puluhan orang tersebut dengan semangat menyuarakan aspirasi penolakan
pemekaran karena dinilai akan mengancam hak hidup rakyat Papua. Juru Bicara
pada aksi tersebut, WK, menegaskan, “kami dengan tegas menolak pemekaran, karena
pemekaran akan menjadi ancaman atas hak hidup rakyat. Pemekaran tidak
mensejahterakan rakyat.”
Sementara, ketika Perwakilan
mahasiswa yang aksi di depan Kemendagrian melakukan Audiensi dengan pihak Kemendagrian
yang diterima langsung oleh Dirjen
Penata Wilayah, Indrayanto. Menurut Indrayanto dalam Audiensi tersebut, “para elit Papua mengancam pihak Pemerintah
Indonesia untuk memisahkan diri atau memerdekakan Papua apabila Pemekaran tidak
disetujui”. Ancaman itu datang dari para elit-elit Papua yang
mengatasnamakan rakyat untuk mendorong Pemekaran.
Mendengar pernyataan dari Dirjen
tersebut, mahasiswa Papua menjadi marah dan kecewa atas permainan elit yang sudah
mendorong kehancuran kehudipan rakyat Papua atas kepentingan orang tertentu
atas ambisius jabatan tersebut. Mahasiswa juga menyesalkan pernyataan Dirjen
yang tidak objektiv. Sesungguhnya Dirjen memperhatikan syarat-syarat pemekaran
berdasarkan kelegalan dalam konstitusional Negara, bukan pada kepentingan
politik yang mengancam hak hidup orang banyak.
(M/G).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar