Pejabat
Hanya Mampu Korupsi dan Tak Mampu Membangun Pasar Walau Dengan Sehelai Seng
Kondisi Ril Pasar Mama-mama Papua di Moanemani. Jarak Kantor Bupati ±100 meter dari Pasar |
Inilah wajah Dogiyai, wajah dimana Mama-mama Papua
yang berasal dari suku “MEE” hanya mampu melakukan proses penjualan hasil Bumi
mereka di bawah terik Matahari. Mereka tiap harinya menghabiskan waktu dengan
menaruh barang mereka di atas tanah, dan kemudian diserang terik matahari. Banyak
pejabat yang melintasi lokasi pasar seakan buta melihat situasi kritis yang
harus diselamatkan.
Lokas pasar tidak jauh dari Kantor Bupati. Jarak lintas
dari Pasar ke Kantor Bupati ±100 meter. Pasar
yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi rakyat dianggap tidak penting oleh
Pemerintah Daerah. Akibat dianggap tidak penting, pembangunan Pasar sampai saat
ini diabaikan terus menerus dan tidak perna ada usaha pembangunan Pasar.
Begitu Dana banyak di Kabupaten ini pun, sangat tidak
terlihat satu wajah pembangunan yang berarti. Di tahun 2013, Dogiya mendapatkan
dana Otsus sebesar 73 Miliar (http://www.antaranews.com/berita/385444/kabupaten-dogiyai-diguyur-dana-otsus-rp73-milyar).
Anehnya lagi, dana Bansus 32 Miliar pun dilenyapkan oleh Para perakus / lintah
darat. Pada hal, hanya membangun pasar sederhana, pasar yang memenuhi standar
kesehatan saja pun tidak bisa dibangun. Pada hal, pembangunan pasar sederhana,
tidak membutuhkan dana besar.
Sampai kapankah pasar bagi Mama-mama Papua ini akan
dibangun...?
Apakah mereka akan dibiarkan hancur terus seperti ini
dan menderita selamanya...?