Minggu, 01 Maret 2015

MAMA-MAMA PAPUA JUAL DI BAWAH TERIK MATAHARI



Pejabat Hanya Mampu Korupsi dan Tak Mampu Membangun Pasar Walau Dengan Sehelai Seng

Kondisi Ril Pasar Mama-mama Papua di Moanemani. Jarak Kantor Bupati ±100 meter dari Pasar
Inilah wajah Dogiyai, wajah dimana Mama-mama Papua yang berasal dari suku “MEE” hanya mampu melakukan proses penjualan hasil Bumi mereka di bawah terik Matahari. Mereka tiap harinya menghabiskan waktu dengan menaruh barang mereka di atas tanah, dan kemudian diserang terik matahari. Banyak pejabat yang melintasi lokasi pasar seakan buta melihat situasi kritis yang harus diselamatkan.

Lokas pasar tidak jauh dari Kantor Bupati. Jarak lintas dari Pasar ke Kantor Bupati ±100 meter.  Pasar yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi rakyat dianggap tidak penting oleh Pemerintah Daerah. Akibat dianggap tidak penting, pembangunan Pasar sampai saat ini diabaikan terus menerus dan tidak perna ada usaha pembangunan Pasar.

Begitu Dana banyak di Kabupaten ini pun, sangat tidak terlihat satu wajah pembangunan yang berarti. Di tahun 2013, Dogiya mendapatkan dana Otsus sebesar 73 Miliar (http://www.antaranews.com/berita/385444/kabupaten-dogiyai-diguyur-dana-otsus-rp73-milyar). Anehnya lagi, dana Bansus 32 Miliar pun dilenyapkan oleh Para perakus / lintah darat. Pada hal, hanya membangun pasar sederhana, pasar yang memenuhi standar kesehatan saja pun tidak bisa dibangun. Pada hal, pembangunan pasar sederhana, tidak membutuhkan dana besar.

Sampai kapankah pasar bagi Mama-mama Papua ini akan dibangun...?
Apakah mereka akan dibiarkan hancur terus seperti ini dan menderita selamanya...?